A. Pentingnya Perilaku Jujur
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat dengan kenyataan yang ada.
Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, dikatakan
benar/jujur, tetapi kalau tidak, dikatakan dusta. Allah Swt.
memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan
maupun.
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana
seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada
pada batinnya. Ketika berani mengatakan “tidak” untuk korupsi, berusaha menjauhi perilaku korupsi. Jangan sampai mengatakan
tidak, kenyataannya ia melakukan korupsi. Demikian juga seorang munafik
tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan
dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal hatinya tidak. Yang
jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan
lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
B. Keutamaan Perilaku Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan
akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan,
sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,
Artinya: “Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa
ke surga....” (HR. Bukhari)
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda
kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang
hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa
orang yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya. Contoh
yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. dipercaya
oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad
saw. akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, dan tentu saja
apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan. Banyak contoh dalam
kehidupan sehari-hari tentang hikmah perilaku jujur. Kamu dapat mencari
contohnya.Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit
rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus
berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang diperbuat, dia harus
berbuat kebohongan lagi. Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong
sekali kemudian sadar dan mengakui kebohongannya itu sehingga terputus
mata rantai kebohongan. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta
menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang,
sedangkan berbohong membat hati jadi was-was. Contoh seorang siswa yang
tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku, pasti nuraninya tidak
akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui
ketidakjujuran anaknya, runtuhlah kepercayaan terhadap anak tersebut.
Kegundahan hati dan
kekhawatiran yang bertumpuk-tumpuk berisiko menjadi penyakit.
C. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati
atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka
menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura
jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas
yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at
seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang
bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya,yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat
dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata
kecuali dengan benar dan
jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah
hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam
perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan
yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan
ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam
perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan.
Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.
D. Petaka Kebohongan
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, betapa berartinya sebuah kejujuran
karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa
ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan
akan menghantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan
kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan
yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.
Artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya
itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai
dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak
dizalimi.’’ (Q.S. Āli ‘Imrān/3: 161)
Dalam hadis Rasulullah saw. mengingatkan:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata; Rasulullah saw., bersabda,
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan.
Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah
didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru
dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada
sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud
Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam
urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah) Syaikh Muhammad al-Ghazali
mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik terhadap
hak-hak Allah Swt. dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan
keadaan, baik susah maupun senang.
E. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi
tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena
memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat
di mana kita tinggal. Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur.
1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru,
tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal,
menaati peraturan yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar
baik kepada guru, teman ataupun orang- orang yang ada di lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,
memberitakan hal yang benar. Contohnya saat meminta uang
untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang
tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua
senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk
membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram,
tidak mengarang cerita yang membuat suasana di lingkungan tidak
kondusif, tidak membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk
melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan
sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.